Inilah Cara Menentukan Harga Obat di Apotek

Siapa sih yang tidak sebel kalau beli obat dengan harga mahal ? apalagi kalau yang jual tidak memberikan pelayanan yang ramah. Berikut ini beberapa hal yang penting untuk anda ketahui dalam memberikan harga obat di Apotek.

1. Apotek Akan membeli Obat di Distributor
Apotek akan mengadakan obat-obatan dari distributor Obat, PBF atau Sub distrbutor Obat (Saya rangkum jadi Distributor saja).  Para distributor ini memiliki marketing/sales obat yang datang ke Apotek secara rutin dan memberikan informasi mengenai obat baru, obat kedaluwarsa dan yang paling penting nih *diskon* obat yang akan dibeli. Mereka mempunyai daftar harga dan bersaing mendapatkan Apotek untuk menjual obat-obat yang dijual. Biasanya sales obat memberikan pelayanan Ekstra misalkan : diskon, entertainment, dll. Tapi yang penting apotek bisa mendapatkan obat.

2. Bagaimana Mendapatkan Diskon
Biasanya pihak distributor dan Pabrik obat memberikan diskon tertentu kepada Apotek karena mereka biasanya di kejar target penjualan. Nah karena target penjualan ini biasanya ada di akhir bulan, maka untuk itu apotek biasanya  kudu siap-siap setiap tanggal 25-30 untuk menyiapkan obat apa yang harus kita beli.  Kalau mau membeli obat dengan jumlah besar biasanya diskonnya juga besar, tapi apotek harus mempertimbangkan bagaimana posisi keuangannya pada akhir bulan itu, kalau kebablasan beli biasanya saat tagihan datang kita minta sama sales untuk ditunda dulu pembayarannya.

3. Mendapatkan Diskon
Jika beruntung distributor akan memberikan diskon sekitar 2,5% sampai 5 %, biasanya kalau lebih dari itu jarang terjadi, meskipun demikian  beberapa merek tertentu bisa diberikan dalam bentuk obat misalkan : beli 10 bonus 1, diskon ini biasanya dilihat juga bagaimana rutinitas apotek membeli Obat, karena kelangsungan pembelian obat juga berpengaruh pada pemberian diskon.  Disamping itu jumlah obat dan lokasi apotek juga berpengaruh dalam memberikan diskon obat.

4. Pemberian PPN 11%
Setiap obat yang dibeli di distributor akan dijual oleh apotek dengan kenaikan 11% karena PPN yang harus dibayar oleh Apotek. Nilai PPN ini  tetap dan standar terjadi di setiap apotek, meskipun demikian dapat juga ditemukan apotek mencantumkan harga jual apotek minus PPN.

5.  Pemberian Harga Jual Apotek
Dari harga yang sudah ditambahkan PPN, maka Apotek akan menambah harga jual sesuai dengan kebijakan apotek tersebut. Misalkan : 10% sampai 80%. Ini tergantung dari : jenis apotek, daerah/lokasi apotek, jenis Obat dll.

Misalkan : Di kota metropolitan keuntungan apotek sangat kecil, berkisar 5%-15%, Namun untuk di daerah Kabupaten di Luar Jawa, keuntungan bisa mencapai 40%-80%. Namun harus diperhatikan bahwa di kota metropolitan jumlah pelanggan sangat besar jika dibandingkan daerah terpencil.

6.Pemberian Uang Resep/Jasa
Nilai uang resep ini sangat tergantung dari apotek yang melayani, misalkan 1 buah resep akan diberikan jasa Rp.300 , maka harga obat akan ditamba Rp.300. Uang ini biasanya di bagi untuk Apoteker dan Asisten Apoteker di Apotek, karena mereka harus mempersiapkan obat dan harus menghitung dosis dengan tepat. Selain itu apoteker juga dituntut untuk memberikan komunikasi,informasi dan edukasi.   Uang Jasa dokter juga kadang dilibatkan juga dalam resep obat, ini tergantung dari dokternya karena tidak semua dokter mau menerima uang jasa apotek karena harga obatnya biasanya jadi mahal dan bikin dokter nggak laris.

Jadi tidak perlu heran jika obat yang dibeli dengan resep tentu sedikit lebih mahal jika dibandingkan dengan obat yang dibeli tanpa resep.

Oleh sebab itu  Harga Jual Obat Di Apotek adalah =

[Harga Distributor]  + [PPN 11 %] + [Harga jual Apotek atau Margin Keuntungan]+ [Uang Resep,Jasa lain]

Jadi selama ini jika anda dibuat bingung dengan harga obat di Apotek saya harap tulisan ini bermanfaat.

copyright : Bernadi SSi.Apt

Baca novel tentang farmasi klik koleksi  https://www.wattpad.com/user/BernadiMalik

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share via
Copy link